Sinergi BPJS Kesehatan dan Faskes Dorong Keberhasilan JKN

Rabu, 24 September 2025 | 10:54:30 WIB
Sinergi BPJS Kesehatan dan Faskes Dorong Keberhasilan JKN

JAKARTA - Keberhasilan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tidak hanya ditentukan oleh kebijakan pemerintah, tetapi sangat bergantung pada sinergi antara BPJS Kesehatan dan fasilitas kesehatan (faskes) di seluruh Indonesia. 

Deputi Direksi Bidang Komunikasi Organisasi BPJS Kesehatan, M. Iqbal Anas Ma’ruf, menekankan bahwa kerja sama ini lebih dari sekadar hubungan administratif. Kolaborasi strategis tersebut memastikan peserta JKN memperoleh layanan kesehatan yang bermutu, merata, dan berkesinambungan.

“BPJS Kesehatan tidak bisa berjalan sendiri. Kami memerlukan peran aktif dari seluruh faskes untuk bersama-sama menciptakan layanan JKN agar benar-benar optimal dirasakan masyarakat, khususnya ketika mereka membutuhkan pelayanan kesehatan yang cepat,” ujar Iqbal.

Sejak diluncurkan pada 2014, Program JKN telah berkembang menjadi salah satu skema jaminan kesehatan terbesar di dunia dengan lebih dari 281 juta peserta.

Dengan cakupan hampir seluruh penduduk Indonesia, program ini menjamin akses layanan kesehatan mulai dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) seperti puskesmas, klinik, dan praktik dokter, hingga layanan rujukan di rumah sakit.

“Hadirnya Program JKN telah memberikan kontribusi besar dalam mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Melalui mekanisme gotong royong, setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh layanan kesehatan yang bermutu tanpa terhalang kondisi ekonomi atau perbedaan status sosial,” jelas Iqbal.

Tahun 2024 menjadi bukti nyata pentingnya mekanisme gotong royong. BPJS Kesehatan mencatat pengeluaran untuk menangani penyakit berbiaya katastropik mencapai Rp37 triliun, setara dengan 21,32 persen dari total biaya pelayanan kesehatan. Angka tersebut menunjukkan bahwa dukungan bersama dari seluruh pihak, terutama faskes, sangat penting untuk keberlanjutan program.

Selain kolaborasi dengan faskes, BPJS Kesehatan juga terus meningkatkan mutu layanan melalui transformasi digital. 

Mulai dari digitalisasi antrean yang dapat diakses melalui aplikasi Mobile JKN, simplifikasi layanan administrasi, hingga integrasi dengan seluruh mitra faskes, langkah-langkah ini dirancang untuk mempermudah peserta JKN.

“Kami juga perlu mendorong agar faskes mulai mengelola ulasan Google dengan baik karena dengan adanya ulasan positif, maka bisa menjadi referensi utama bagi pasien saat pertama kali berobat,” tambah Iqbal.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam Seminar Kesehatan bertema "Update Kegawatdaruratan Penyakit Dalam dan Bedah", yang turut dihadiri Wakil Rektor III Universitas Darussalam Gontor (Unida), Khoirul Umam. 

Iqbal menegaskan komitmen kampus dalam mencetak generasi beriman, berakhlak mulia, memiliki pengetahuan luas, dan kemampuan inovatif, sejalan dengan motto Unida: berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas, dan berpikiran bebas.

“Unida hadir untuk menghasilkan insan yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter islami yang kuat, sehat jasmani, serta mampu berpikir kreatif dan bebas dalam memecahkan persoalan umat dan bangsa,” ujar Umam.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur RS Yasyfin Darussalam Gontor, Arrasyid Indra Muliawan, menekankan momentum peringatan 100 tahun Pondok Modern Darussalam Gontor sebagai sarana berbagi ilmu. 

Tujuannya adalah meningkatkan pengetahuan dan memperkuat keterampilan tenaga kesehatan, khususnya dalam menangani kasus kegawatdaruratan penyakit dalam dan bedah.

“Semoga tenaga kesehatan kini semakin siap dan sigap dalam menghadapi berbagai kasus gawat darurat, baik di rumah sakit maupun di faskes lainnya. Ilmu dan pengalaman yang disampaikan para narasumber dalam kegiatan ini semoga bisa diaplikasikan dalam praktik sehari-hari, sehingga berdampak pada peningkatan mutu layanan bagi masyarakat,” ungkap Arrasyid.

Sinergi antara BPJS Kesehatan dan faskes merupakan pilar utama kesuksesan JKN. Kolaborasi ini tidak hanya menjamin ketersediaan layanan kesehatan berkualitas, tetapi juga memperkuat prinsip gotong royong yang menjadi dasar program. 

Dengan dukungan faskes yang aktif, digitalisasi layanan, dan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan, JKN mampu memberikan perlindungan kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia tanpa memandang status sosial maupun ekonomi.

Di era transformasi digital, peran faskes juga semakin penting dalam membangun reputasi melalui ulasan positif, sehingga pasien dapat memperoleh informasi akurat sebelum mendapatkan layanan. 

Inovasi ini menjadi salah satu indikator kualitas pelayanan yang mampu meningkatkan kepuasan peserta JKN dan memperkuat kepercayaan masyarakat.

Kolaborasi strategis ini menegaskan bahwa keberhasilan Program JKN tidak dapat dicapai secara individual, melainkan melalui kerja sama menyeluruh antara BPJS Kesehatan, faskes, dan seluruh pihak terkait. 

Sinergi ini memastikan layanan yang cepat, efisien, dan berkualitas, sehingga mendorong tercapainya keadilan sosial dalam kesehatan di Indonesia.

Terkini